Antara kita dan Burung, tapi bukan masalah mana yang lebih hebat
untuk terbang atau tidak, ini juga bukan urusan tentang siapa yang lebih pintar atau yang bodoh,
juga bukan siapa yang lebih sempurna diantara makhluk ciptaan-Nya. Tetapi, siapa yang lebih bersyukur
atas nikmat yang diberikan Sang Pencipta kepada dua makhluk ini.
Hari itu terlihat sangat cerah, suasana yang indah. Melihat
sekian banyak aktivitas sekitar, pun terdengar bermacam suara. Satu hal
yang menarik, ketika telinga ini menangkap suara kicauan burung. Meski
sebenarnya itu yang hal yang biasa, namun, pagi itu seperti menangkap
ada hal lain di balik kicauan burung nan merdu.
Pikirku, “Mengapa Allah ta’ala menciptakan burung?”
Hati ini pun tak mau tinggal diam, dia mulai mencerna pertanyaan itu, seraya menjawab “mungkin itu bagian dari cara Allah ta’ala supaya manusia mau belajar dari ayat kauniyah-Nya,”
Hati ini pun tak mau tinggal diam, dia mulai mencerna pertanyaan itu, seraya menjawab “mungkin itu bagian dari cara Allah ta’ala supaya manusia mau belajar dari ayat kauniyah-Nya,”
“seandainya burung itu bisa bicara”, pasti ketika si burung ditanya “mengapa engkau berkicau setiap pagi dan sepanjang hari?”
pasti burung itu akan menjawab “meski aku tidak seperti manusia yang
lebih sempurna, tapi inilah caraku untuk bersyukur dan bertasbih kepada
Allah ta’ala setiap pagi dan sepanjang hari tanpa terlambat semenit pun”
Pikiran, hati dan diri ini pun hening. Hening karena malu dari
burung-burung itu mengingatkan diri ini atas segala yang sudah dilakukan
di dunia ini. Kemudian teringat sebuah ayat Qauliyah di QS An Nuur : 41
“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”
Wahai diri, Itulah jawaban sesungguhnya, bahwa engkau tidak layak
sombong, karena sering kali engkau kalah sama si burung yang selalu tepat
waktu dalam bersyukur menyambut datangnya pagi, menyambut nikmat Allah
ta’ala setelah dimatikan sementara dalam tidur di waktu malam.
Jadi, jangan sampai kalah sama burung kawan..
Ya Rabb, hamba malu.. malu karena enggan mempelajari ayat-ayat-Mu
sedari dulu.. namun, hamba bersyukur Engkau masih mengingatkan diri ini
untuk belajar, belajar dari ayat Qauliyah & ayat Kauniyah-Mu.. Ya
Rahman, Istiqomahkan hamba di jalan-Mu, di jalan orang-orang yang
tergerak hatinya untuk belajar dan memperbaiki diri..
Semoga kami sebagaimanusia dapat seperti burung yang selalu senantiasa bersyukur atas segala Rahmat-Mu...Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar